Trading forex merupakan trading berisiko tinggi namun sebanding dengan potensi keuntungan yang juga tinggi. Karena itu, salah satu yang tidak boleh dilupakan saat Anda ingin memulai trading adalah risk management atau pengelolaan risiko. Dalam sejarahnya, tidak ada seorang trader yang pernah mencetak skor sempurna, alias selalu menang dalam tiap kesempatan trading (win rate sebesar 100%). Setiap trader pasti pernah mengalami risiko trading sehingga modal trading menjadi berkurang.
Semua trader (termasuk Anda) membutuhkan risk management untuk mengantisipasi arah pasar yang tidak sesuai prediksi saat mulai masuk pasar. Bagaimana jika arah pasar yang Anda prediksi akan naik, tiba-tiba malah berbalik menukik ke arah bawah dan terus melorot menjauh dari target level yang diharapkan? Atau saat Anda prediksi akan turun, tiba-tiba malah rebound atau berbalik arah menjadi naik? Ya, Anda membutuhkan salah satu aplikasi dari risk management, yaitu Stop Loss.
Apa Itu Stop Loss
Sebelum mulai masuk pasar, Anda pasti terlebih dahulu berusaha mencari tahu tren pasar sebuah pasangan mata uang bergerak ke arah mana: naik atau turun. Tentu saat mengetahui trennya sedang naik, Anda akan memasang posisi Beli, dan pada saat trennya cenderung turun, Anda pasang posisi Jual untuk meraih profit dari pergerakan selanjutnya.
Namun tidak ada satu pun dari kita, yang bisa mengetahui dengan pasti pergerakan pasar di masa mendatang. Arah pergerakan bisa saja berubah drastis karena suatu peristiwa besar, misalnya hasil referendum Brexit yang hasilnya ternyata mayoritas masyarakat Inggris menginginkan keluar dari Uni Eropa. Hasil referendum membuat Poundsterling anjlok lebih dari 200 pip terhadap dollar AS. Padahal pasar sebelumnya tidak menduga hasilnya akan demikian.
Dengan menggunakan Stop Loss, Anda bisa melakukan order untuk melikuidasi posisi secara otomatis jika harga sudah mencapai level tertentu sehingga membatasi potensi kerugian dari suatu transaksi.
Ada dua jenis Stop Loss dalam trading, yakni Stop Loss Statis dan Trailing Stop Loss:
Stop Loss Statis
Dengan stop loss statis, trader memerintahkan agar posisi trading dilkuidasi jika harga menyentuh level stop loss. Order stop loss yang ditetapkan tidak akan berubah hingga harga menyentuh limit atau stop yang dipasang. Stop loss statis bersifat fix (tetap) pada harga yang ditetapkan dan tidak fleksibel.
Trailing Stop Loss
Dalam Trailing Stop Loss kita melakukan order level Stop loss yang bergerak fleksibel. Level Stop Loss akan mengikuti pergerakan harga dengan jarak sebesar pip yang ditentukan dalam trailing stop Anda.
Dalam trailing stop, level stop loss Anda akan mengikuti posisi entry Anda. Jika pada posisi buy, maka stop loss akan ikut bergerak naik. Sedangkan pada posisi sell, stop loss akan ikut bergerak turun.
Meskipun nanti pergerakan harga tidak menyentuh titik take profit Anda dan malah berbalik arah menyentuh stop loss yang baru, Anda akan tetap meraih profit karena stop loss Anda posisinya sudah lebih tinggi atau lebih rendah dari open posisi Anda di awal.
Keuntungan dari Traling Stop adalah besaran kerugian bisa lebih kecil daripada Stop Loss Statis karena jarak level Take Profit dengan Stop Loss bisa menyempit. Namun waktu trading bisa jadi malah lebih singkat saat pasar berbalik arah karena jarak dengan posisi entry yang lebih sempit dari Stop Loss Statis.